skip to main |
skip to sidebar
Apakah itu matematika Islam? Di masa kini ada sejumlah orang yang memahami “matematika Islam” sebagai islamic numerology. Contoh praktisnya adalah menghitung-hitung jumlah ayat atau huruf tertentu di dalam surat Al-Qur’an kemudian mencari-cari bentuk atau makna yang unik dari situ, misalnya dengan klaim diketemukannya bilangan prima 19 sebagai faktor dari jumlah-jumlah tadi, atau bahwa di dalam ayat tertentu ternyata tersembunyi bilangan kecepatan cahaya, panjang keliling bumi atau bahkan tanggal robohnya gedung WTC akibat ditubruk oleh pesawat pada 11 September 2001 alias tragedi 911.
Tentunya ini semua hanya mencari-cari atau “otak-atik gathuk”, mirip orang yang mencari nomor togel dari angka-angka yang tidak ada hubungannya (sekalipun itu nomor ayat al-Quran). Ini karena bilangan kecepatan cahaya adalah tergantung dari satuan panjang dan waktu yang digunakan, dan semua orang tahu bahwa meter dan detik adalah kesepakatan teknis manusia zaman mutakhir. Kalau “meter” diganti “mil” saja, angka itu sudah pasti berubah. Demikian juga, tanggal 11 September adalah kalender Gregorian. Orang-orang Kristen Orthodox yang tetap menggunakan kalender Julian menunjuk pada tanggal yang berbeda, sebagaimana mereka saat ini menunjuk 6 Januari kita sebagai hari Natal, dan bukannya 25 Desember, meski di kalender Julian itu tertulis 25 Desember.
Kalau kita kembali ke zaman peradaban emas Islam, ternyata matematika Islam dipandang dengan cara yang sama sekali berbeda.
John J. O’Connor dan Edmund F. Robertson (1999) menulis dalam MacTutor History of Mathematics archive: "Recent research paints a new picture of the debt that we owe to Islamic mathematics. Certainly many of the ideas which were previously thought to have been brilliant new conceptions due to European mathematicians of the sixteenth, seventeenth and eighteenth centuries are now known to have been developed by Arabic/Islamic mathematicians around four centuries earlier." (Penelitian terkini memberikan gambaran yang baru pada hutang yang telah diberikan matematika Islam pada kita. Dapat dipastikan bahwa banyak ide yang sebelumnya kita anggap merupakan konsep-konsep brilian matematikawan Eropa pada abad 15, 17 dan 18, ternyata telah dikembangkan oleh matematikawan Arab/Islam kira-kira empat abad lebih awal).
Al-Khawarizmi (780-850 M), yang dari namanya muncul istilah “algoritma” yang lazim digunakan di dunia ilmu komputer, memberikan sumbangan signifikan ke ilmu aljabar, yang diturunkan dari judul bukunya “Kitab al-Jabar wa al-Muqabalah”, yang merupakan buku pertama tentang dasar-dasar aljabar. Suatu riwayat menyebutkan bahwa beliau menekuni aljabar setelah mendapat pertanyaan tentang teknis pembagian waris. Sebagaimana diketahui hukum waris dalam Islam cukup rumit sehingga dalam kasus-kasus tertentu membutuhkan seorang ahli aljabar untuk menghitungnya secara rinci.
Dalam bukunya ini, al-Khawarizmi juga memperkenalkan penggunaan angka Arab (sistem per-sepuluhan), yang aslinya adalah angka India. Namun di India angka ini tidak populer dalam perhitungan sehari-hari, karena merupakan priviles para pendeta Hindu dalam komunikasi di antara mereka. Selain itu al-Khawarizmi juga membuat perbaikan dengan memperkenalkan notasi pecahan sebagai desimal di belakang koma.
Al-Kindi (801-873) adalah perintis dalam analisis kriptologi, yaitu ilmu persandian suatu teks sehingga hanya dapat dimengerti bila diketahui kuncinya. Persandian mutlak diperlukan agar suatu teks yang dikirim melalui jalur komunikasi tidak diketahui atau digunakan orang yang tidak berhak. Aplikasinya mencakup perlindungan data ATM atau kartu-kredit, hingga agar ponsel kita tidak disadap. Semua teknik dasar al-Kindi ini masih dipakai hingga kini, termasuk di salah satu badan intelejen Amerika yaitu National Security Agency (NSA) yang mempekerjakan ribuan matematikawan untuk mengurai teks-teks tersandi yang bersliweran di internet. Dalam buku A Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages ditunjukkan bagaimana al-Kindi mengurai suatu teks tersandi dengan analisis frekuensi.
Teknik induksi matematika muncul pertama kali dalam buku tulisan Al-Karaji sekitar tahun 1000 M, yang menggunakannya untuk menguji teorema binomial serta jumlah dari kubus integral. Sejarawan matematika F. Woepcke memuji Al-Karaji sebagai “yang pertama mengajarkan teori kalkulus aljabar”.
Ibn al-Haytham adalah matematikawan pertama yang menurunkan rumus persamaan pangkat empat, dan menggunakan metode induksi untuk mengembangkan rumus umum segala persamaan integral – apa yang di Eropa baru dikembangkan Newton dan Leibniz empat abad setelahnya. Pekerjaan Ibn al-Haytham diteruskan oleh Sharaf al-Din al-Tusi (1135-1213) yang menemukan solusi numerik untuk persamaan kubik sehingga menjadi penemu deret kubik yang merupakan hal esensial dalam kalkulus differensial.
Pada abad-11 M, seorang penyair yang juga matematikawan (suatu kombinasi yang saat ini amat langka), yaitu Umar Khayyam adalah yang pertama kali menemukan solusi geometris dari persamaan kubik (yaitu bentuk-bentuk seperti ellips, parabola, dan hyperbola) dan memberi dasar bagi geometri analisis, geometri aljabar dan non-euclidian geometri. Yang terakhir inilah yang di awal abad-20 memberi jalan bagi Albert Einstein untuk mengembangkan fisika relativitas!
Capaian matematikawan muslim juga meliputi penemuan trigonometri sferis, yang menjadi dasar segala perhitungan penentuan lintang bujur di atas bumi, hal yang amat mendasar di dunia astronomi, geodesi dan geografi. Mereka juga menciptakan tabel-tabel sinus-cosinus-tangent dengan teknik perhitungan deret trigonometris.
Ini hanyalah sedikit dari “gunung es” matematikawan pada masa khilafah Islam. Kebutuhan mengurusi umat dan memenangkan jihad serta dorongan spiritual dari beberapa perintah al-Qur’an membuat kaum muslim bergiat dalam matematika, yang tidak sekedar berhenti pada olah pikiran, namun juga menghadirkan sesuatu yang real bermanfaat dalam kehidupan nyata.
Matematika Islam telah mengusir numerologi Yunani, Mesir, Persia atau India kuno ke keranjang sampah peradaban. Aneh bila pada saat ini sejumlah orang yang ihlas dan ghirah Islamnya tinggi justru terjebak pada pengembangan numerologi yang sejenis, yang tidak pernah terbukti mampu mengangkat peradaban manusia.
(Dimuat di Media Umat no 3, Desember 2008). Sumber asli, silahkan klik link di bawah:
http://famhar.multiply.com/journal/item/132
Pada saat ini sudah terkumpul, lewat akumulasi, 103 (seratus tiga) riwayat MATEMATIKAWAN dan 9 (sembilan) riwayat orang yang memicu atau menerapkan matematika yang saya sebut dengan KATALISATOR. Nama Pythagoras, Newton, Archimedes, Riemann, Godel, Leibniz adalah beberapa nama yang masuk kategori MATEMATIKAWAN, sedangkan Kepler, Brahe, Halley, Einstein berada pada kategori KATALISATOR.
Dibutuhkan cukup bawak waktu untuk membuat semua ini dapat dibaca lewat on-line. Hal ini semata-mata dimaksudkan agar siswa menengah pertama (SLP) maupun siswa menengah umum (SMU) yang berada di wilayah manapun di Indonesia dapat membaca riwayat para matematikawan. Barangkali dengan membaca riwayat para matematikawan ini, dapat membangkitkan minat mereka akan matematika. Angka 0,001% dari seluruh siswa SLP maupun SMU di seluruh Indonesia mungkin adalah prakiraan yang sangat optimis bagi mereka untuk menekuni matematika yang termasuk dalam kategori M dari MAFIA (Matematika, Fisika dan kimIA) yang biasa menjadi ‘momok’ pelajaran yang muncul dapat dipicu oleh situs ini.
Menarik tapi rumit, menyenangkan sekaligus memusingkan itulah matematika. Namun pernyataan ini janganlah mengendurkan keinginan untuk menekuni. Banyak matematikawan mempunyai pendidikan jauh dari matematika namun memberi banyak sumbangsih pada matematika karena panggilan. Pierre Fermat, sebagai contoh, adalah ahli hukum dan belajar matematika hanya sebagai hobi. Kalkulus adalah salah satu idenya (selain theorema Fermat an + bn = cn yang mampu bertahan selama tiga abad sebelum dibuktikan oleh Andrew Wiles pada tahun 1990-an) sebelum dikembangkan lebih jauh oleh Newton dan Leibnitz.
Versi on–line ini memang mengalami keterlambatan seperti yang dijanjikan. Kurang referensi dan tebalnya buku-buku riwayat matematikawan dapat disebut sebagai penyebabnya. Untuk menulis riwayat John Nash, sebagai contoh, harus dibaca buku Beautiful Mind setebal lebih dari 500 halaman. Namun semua itu dapat anda baca secara singkat, hanya 7 halaman.
Dalam beberapa riwayat Matematikawan dan Katalisator disisipi dengan teori atau theorema temuan mereka, namun bagi Anda yang tidak ‘SUKA’ dapat melompati bagian yang sengaja dipisah ini, tanpa kehilangan inti kisahnya.
Sebagai pelengkap, ringan dan lebih mendalami matematika, maka terdapat rubrik ISENG-ISENG-ISENG yang membahas semua keajaiban angka dan dalam beberapa hal dikaitkan dengan mitologi. Rubrik AKSI SEL KELABU sebagai sarana asah otak (sel kelabu otak), menambah pemahaman, dianggap teka-teki, dan pada akhir halaman diberi jawaban; ASAL-ASALAN berisi latar-belakang atau kisah terciptanya konsep matematika yang sampai sekarang masih dipakai. Ketiga rubrik ini masing-masing sudah diisi dengan 40 topik yang sesuai dengan kategorinya dan akan terus ditambah.
Ada rubrik CARI JODOH untuk orang yang mencari penghasilan tambahan dan murid yang perlu tambahan ilmu. Bagi yang terkadang bingung terdapat KAMUS UMUM yang berisi difinisi dari istilah-istilah yang dipakai. ABAM (Anda Bertanya, Anda Menjawab) dibuka sebagai sarana komunikasi antar komunitas. Siapa saja yang mengetahuinya dapat membagikan pengetahuannya kepada lainnya. Ilmu tidak habis jika dibagi, justru makin “bersarang” di otak. Terakhir, adalah PENGGAGAS, yang menjadi “bapak” yang memerankan Tagachi yang selalu mencoba tampil paling beda. Tidak lupa dilengkapi dengan BUKU RUJUKAN apabila anda ingin mendalami lebih jauh.
Visi yang ingin saya capai adalah “Matematika adalah topik yang menarik.” Semua ini saya persembahkan demi pengembangan (pengetahuan) dan pemahaman yang merasuk, sehingga anak-anak tidak gugup, gagap ataupun phobia dengan apa yang disebut matematika.
Senin, 21 Juni 2010
Matematika Islam bukan Numerologi
Apakah itu matematika Islam? Di masa kini ada sejumlah orang yang memahami “matematika Islam” sebagai islamic numerology. Contoh praktisnya adalah menghitung-hitung jumlah ayat atau huruf tertentu di dalam surat Al-Qur’an kemudian mencari-cari bentuk atau makna yang unik dari situ, misalnya dengan klaim diketemukannya bilangan prima 19 sebagai faktor dari jumlah-jumlah tadi, atau bahwa di dalam ayat tertentu ternyata tersembunyi bilangan kecepatan cahaya, panjang keliling bumi atau bahkan tanggal robohnya gedung WTC akibat ditubruk oleh pesawat pada 11 September 2001 alias tragedi 911.
Tentunya ini semua hanya mencari-cari atau “otak-atik gathuk”, mirip orang yang mencari nomor togel dari angka-angka yang tidak ada hubungannya (sekalipun itu nomor ayat al-Quran). Ini karena bilangan kecepatan cahaya adalah tergantung dari satuan panjang dan waktu yang digunakan, dan semua orang tahu bahwa meter dan detik adalah kesepakatan teknis manusia zaman mutakhir. Kalau “meter” diganti “mil” saja, angka itu sudah pasti berubah. Demikian juga, tanggal 11 September adalah kalender Gregorian. Orang-orang Kristen Orthodox yang tetap menggunakan kalender Julian menunjuk pada tanggal yang berbeda, sebagaimana mereka saat ini menunjuk 6 Januari kita sebagai hari Natal, dan bukannya 25 Desember, meski di kalender Julian itu tertulis 25 Desember.
Kalau kita kembali ke zaman peradaban emas Islam, ternyata matematika Islam dipandang dengan cara yang sama sekali berbeda.
John J. O’Connor dan Edmund F. Robertson (1999) menulis dalam MacTutor History of Mathematics archive: "Recent research paints a new picture of the debt that we owe to Islamic mathematics. Certainly many of the ideas which were previously thought to have been brilliant new conceptions due to European mathematicians of the sixteenth, seventeenth and eighteenth centuries are now known to have been developed by Arabic/Islamic mathematicians around four centuries earlier." (Penelitian terkini memberikan gambaran yang baru pada hutang yang telah diberikan matematika Islam pada kita. Dapat dipastikan bahwa banyak ide yang sebelumnya kita anggap merupakan konsep-konsep brilian matematikawan Eropa pada abad 15, 17 dan 18, ternyata telah dikembangkan oleh matematikawan Arab/Islam kira-kira empat abad lebih awal).
Al-Khawarizmi (780-850 M), yang dari namanya muncul istilah “algoritma” yang lazim digunakan di dunia ilmu komputer, memberikan sumbangan signifikan ke ilmu aljabar, yang diturunkan dari judul bukunya “Kitab al-Jabar wa al-Muqabalah”, yang merupakan buku pertama tentang dasar-dasar aljabar. Suatu riwayat menyebutkan bahwa beliau menekuni aljabar setelah mendapat pertanyaan tentang teknis pembagian waris. Sebagaimana diketahui hukum waris dalam Islam cukup rumit sehingga dalam kasus-kasus tertentu membutuhkan seorang ahli aljabar untuk menghitungnya secara rinci.
Dalam bukunya ini, al-Khawarizmi juga memperkenalkan penggunaan angka Arab (sistem per-sepuluhan), yang aslinya adalah angka India. Namun di India angka ini tidak populer dalam perhitungan sehari-hari, karena merupakan priviles para pendeta Hindu dalam komunikasi di antara mereka. Selain itu al-Khawarizmi juga membuat perbaikan dengan memperkenalkan notasi pecahan sebagai desimal di belakang koma.
Al-Kindi (801-873) adalah perintis dalam analisis kriptologi, yaitu ilmu persandian suatu teks sehingga hanya dapat dimengerti bila diketahui kuncinya. Persandian mutlak diperlukan agar suatu teks yang dikirim melalui jalur komunikasi tidak diketahui atau digunakan orang yang tidak berhak. Aplikasinya mencakup perlindungan data ATM atau kartu-kredit, hingga agar ponsel kita tidak disadap. Semua teknik dasar al-Kindi ini masih dipakai hingga kini, termasuk di salah satu badan intelejen Amerika yaitu National Security Agency (NSA) yang mempekerjakan ribuan matematikawan untuk mengurai teks-teks tersandi yang bersliweran di internet. Dalam buku A Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages ditunjukkan bagaimana al-Kindi mengurai suatu teks tersandi dengan analisis frekuensi.
Teknik induksi matematika muncul pertama kali dalam buku tulisan Al-Karaji sekitar tahun 1000 M, yang menggunakannya untuk menguji teorema binomial serta jumlah dari kubus integral. Sejarawan matematika F. Woepcke memuji Al-Karaji sebagai “yang pertama mengajarkan teori kalkulus aljabar”.
Ibn al-Haytham adalah matematikawan pertama yang menurunkan rumus persamaan pangkat empat, dan menggunakan metode induksi untuk mengembangkan rumus umum segala persamaan integral – apa yang di Eropa baru dikembangkan Newton dan Leibniz empat abad setelahnya. Pekerjaan Ibn al-Haytham diteruskan oleh Sharaf al-Din al-Tusi (1135-1213) yang menemukan solusi numerik untuk persamaan kubik sehingga menjadi penemu deret kubik yang merupakan hal esensial dalam kalkulus differensial.
Pada abad-11 M, seorang penyair yang juga matematikawan (suatu kombinasi yang saat ini amat langka), yaitu Umar Khayyam adalah yang pertama kali menemukan solusi geometris dari persamaan kubik (yaitu bentuk-bentuk seperti ellips, parabola, dan hyperbola) dan memberi dasar bagi geometri analisis, geometri aljabar dan non-euclidian geometri. Yang terakhir inilah yang di awal abad-20 memberi jalan bagi Albert Einstein untuk mengembangkan fisika relativitas!
Capaian matematikawan muslim juga meliputi penemuan trigonometri sferis, yang menjadi dasar segala perhitungan penentuan lintang bujur di atas bumi, hal yang amat mendasar di dunia astronomi, geodesi dan geografi. Mereka juga menciptakan tabel-tabel sinus-cosinus-tangent dengan teknik perhitungan deret trigonometris.
Ini hanyalah sedikit dari “gunung es” matematikawan pada masa khilafah Islam. Kebutuhan mengurusi umat dan memenangkan jihad serta dorongan spiritual dari beberapa perintah al-Qur’an membuat kaum muslim bergiat dalam matematika, yang tidak sekedar berhenti pada olah pikiran, namun juga menghadirkan sesuatu yang real bermanfaat dalam kehidupan nyata.
Matematika Islam telah mengusir numerologi Yunani, Mesir, Persia atau India kuno ke keranjang sampah peradaban. Aneh bila pada saat ini sejumlah orang yang ihlas dan ghirah Islamnya tinggi justru terjebak pada pengembangan numerologi yang sejenis, yang tidak pernah terbukti mampu mengangkat peradaban manusia.
(Dimuat di Media Umat no 3, Desember 2008). Sumber asli, silahkan klik link di bawah:
http://famhar.multiply.com/journal/item/132
Kamis, 10 Juni 2010
Pada saat ini sudah terkumpul, lewat akumulasi, 103 (seratus tiga) riwayat MATEMATIKAWAN dan 9 (sembilan) riwayat orang yang memicu atau menerapkan matematika yang saya sebut dengan KATALISATOR. Nama Pythagoras, Newton, Archimedes, Riemann, Godel, Leibniz adalah beberapa nama yang masuk kategori MATEMATIKAWAN, sedangkan Kepler, Brahe, Halley, Einstein berada pada kategori KATALISATOR.
Dibutuhkan cukup bawak waktu untuk membuat semua ini dapat dibaca lewat on-line. Hal ini semata-mata dimaksudkan agar siswa menengah pertama (SLP) maupun siswa menengah umum (SMU) yang berada di wilayah manapun di Indonesia dapat membaca riwayat para matematikawan. Barangkali dengan membaca riwayat para matematikawan ini, dapat membangkitkan minat mereka akan matematika. Angka 0,001% dari seluruh siswa SLP maupun SMU di seluruh Indonesia mungkin adalah prakiraan yang sangat optimis bagi mereka untuk menekuni matematika yang termasuk dalam kategori M dari MAFIA (Matematika, Fisika dan kimIA) yang biasa menjadi ‘momok’ pelajaran yang muncul dapat dipicu oleh situs ini.
Menarik tapi rumit, menyenangkan sekaligus memusingkan itulah matematika. Namun pernyataan ini janganlah mengendurkan keinginan untuk menekuni. Banyak matematikawan mempunyai pendidikan jauh dari matematika namun memberi banyak sumbangsih pada matematika karena panggilan. Pierre Fermat, sebagai contoh, adalah ahli hukum dan belajar matematika hanya sebagai hobi. Kalkulus adalah salah satu idenya (selain theorema Fermat an + bn = cn yang mampu bertahan selama tiga abad sebelum dibuktikan oleh Andrew Wiles pada tahun 1990-an) sebelum dikembangkan lebih jauh oleh Newton dan Leibnitz.
Versi on–line ini memang mengalami keterlambatan seperti yang dijanjikan. Kurang referensi dan tebalnya buku-buku riwayat matematikawan dapat disebut sebagai penyebabnya. Untuk menulis riwayat John Nash, sebagai contoh, harus dibaca buku Beautiful Mind setebal lebih dari 500 halaman. Namun semua itu dapat anda baca secara singkat, hanya 7 halaman.
Dalam beberapa riwayat Matematikawan dan Katalisator disisipi dengan teori atau theorema temuan mereka, namun bagi Anda yang tidak ‘SUKA’ dapat melompati bagian yang sengaja dipisah ini, tanpa kehilangan inti kisahnya.
Sebagai pelengkap, ringan dan lebih mendalami matematika, maka terdapat rubrik ISENG-ISENG-ISENG yang membahas semua keajaiban angka dan dalam beberapa hal dikaitkan dengan mitologi. Rubrik AKSI SEL KELABU sebagai sarana asah otak (sel kelabu otak), menambah pemahaman, dianggap teka-teki, dan pada akhir halaman diberi jawaban; ASAL-ASALAN berisi latar-belakang atau kisah terciptanya konsep matematika yang sampai sekarang masih dipakai. Ketiga rubrik ini masing-masing sudah diisi dengan 40 topik yang sesuai dengan kategorinya dan akan terus ditambah.
Ada rubrik CARI JODOH untuk orang yang mencari penghasilan tambahan dan murid yang perlu tambahan ilmu. Bagi yang terkadang bingung terdapat KAMUS UMUM yang berisi difinisi dari istilah-istilah yang dipakai. ABAM (Anda Bertanya, Anda Menjawab) dibuka sebagai sarana komunikasi antar komunitas. Siapa saja yang mengetahuinya dapat membagikan pengetahuannya kepada lainnya. Ilmu tidak habis jika dibagi, justru makin “bersarang” di otak. Terakhir, adalah PENGGAGAS, yang menjadi “bapak” yang memerankan Tagachi yang selalu mencoba tampil paling beda. Tidak lupa dilengkapi dengan BUKU RUJUKAN apabila anda ingin mendalami lebih jauh.
Visi yang ingin saya capai adalah “Matematika adalah topik yang menarik.” Semua ini saya persembahkan demi pengembangan (pengetahuan) dan pemahaman yang merasuk, sehingga anak-anak tidak gugup, gagap ataupun phobia dengan apa yang disebut matematika.
Kamis, 03 Juni 2010
Math Wonders In Al-Quran
“ Dr Tariq Al Swaidan menemukan beberapa ayat dalam Al-Quran yang menyebutkan satu hal yang sama dengan yang lain, iaitu jumlah kata-kata untuk laki-laki dan perempuan adalah sama. " Dr Tariq Al Swaidan find several verses in the Qur'an that mention one thing with another, the number of words for men and women are equal.
Walaupun ini masuk akal secara matematik, fakta mengejutkan adalah bahawa jumlah kali kata orang muncul dalam Quran adalah 24 dan berapa kali muncul kata wanita juga 24, oleh kerana itu tidak hanya ini ungkapan yang benar dalam pengertian gramatikal tetapi juga benar secara matematik: 24 = 24. Although this is mathematically absurd, shocking fact is that the number of times the word appears in the Quran is 24 and the number of times the word woman appears is also 24, since this expression is not only true in the grammatical sense but also true mathematically: 24 = 24 .
Setelah analisis lebih lanjut berbagai ayat, ia menemukan bahawa ini adalah konsisten sepanjang turun Quran, di mana ia mengatakan satu hal seperti yang lain. After further analysis of various verses, he discovered that this was consistent throughout the Quran down, where it says one thing as another. Lihat di bawah untuk mendapatkan hasil menakjubkan: – See below for astonishing results: -
Jumlah perkataan di dalam Al-Quran: The number of words in the Quran:
Dunia 115 . World 115. Akhirat 115 The Last 115
Malaikat 88 . Angel 88. Syaitan 88 Satan 88
Hidup 145 . Living 145. Mati 145 145 dead
Manfaat 50 . Benefits 50. Korup 50 Corrupt 50
Manusia 50 .Rasul 50 Human 50. Rasul 50
Iblis 11 . Satan 11. Carilah perlindungan dari Iblis 11 Seek refuge from Satan 11
Musibah 75 . 75 disaster. Terima kasih 75 Thank you 75
Sedekah 73 . Charity 73. Kepuasan 73 Satisfaction 73
Orang yang disesatkan 17 . The person being tested 17. Orang Mati 17 Dead 17
Muslimin 41 . Muslims 41. Jihad 41 Jihad 41
Emas 8 . Gold 8. Kehidupan senang 8 8 easy life
Magik 60 . Magic 60. Fitnah 60 Temptations 60
Zakat 32 .Barakah 32 Zakat 32. Barakah 32
Fikiran 49 . Mind 49. Cahaya 49 Light 49
Tongue 25 . Tongue 25. Sermon 25 Sermon 25
Berani 8 . Bravery 8. Takut 8 Scared 8
Public speaking 18 . Public Speaking 18. Publicising 18 Publicising 18
Hidup susah 114 . 114 hard life. Bersabar 114 114 patient
Lelaki 24 . Men 24. Perempuan 24 Female 24
Dan cukup luar biasa kita lihat berapa kali kata-kata berikut muncul: – Solat 5; 12 Bulan; Hari 365; And quite extraordinary how many times we see these words appear: - Prayer 5; 12 Months 365 Days;
Laut 32, Tanah 13; Laut + tanah = 32 13 = 45% Laut = 32/45 * 100 = 71,11111111% Sea 32, Land 13; Sea + land = 32 13 = 45% sea = 32/45 * 100 = 71.11111111%
Tanah = 13/45 * 100 = 28,88888889 = 100.00 Land = 13/45 * 100 = 28.88888889 = 100.00
Ilmu pengetahuan moden baru-baru ini membuktikan bahawa air meliputi 71,111% dari bumi, sedangkan tanah meliputi 28,889%. Modern science recently proved that the water covers 71.111% of the earth, while the land covers 28.889%. Adakah ini suatu kebetulan? Is this a coincidence?
Siapa yang mengajar Nabi Muhammad (saw) semua ini? Who taught Prophet Muhammad (peace be upon him) all this?
Allah, Yang Maha Kuasa Semua mengajarnya ini. Allah, the Almighty All of this instruction. Sebagaimana Quran mengatakan kepada kita As the Quran tells us
Wallahualam, God knows,
Browser
Labels
- artikel sayya (3)
- Theorematika Matematika (4)
Blog Archive
My Blog List
Term of Use
Diberdayakan oleh Blogger.
About Me
- MATHNOTDIE
- gw WANDA APRILIA LESTARI gw skolah d SMK Muhammadiyah cianjur, dn gw kelas XII Tkj gw suka bgt baca novel n twitteran d rumah. hahaa ouya, gw jg suka bgt cwo2 pinter dn cute kxa Daniel Radchlife hag hags. hmm kgiatn laen gw dskolah tu b.ipm that's ikatan pelajar muhammadiyah. gw aktif d ranting sbg sekum, hahaa dn jg d daerah sbg sekbid orgnssi. huhuu gw sayang bgt kawan2 gw d ipm, aphlg ank2 PD love u so much dah ipm